Mau tau siapa-siapa aja anak-anak ajaib yang memiliki kejeniusan sepanjang masa..?
Nih daftarnya,,10 anak-anak jenius di dunia..
1. Kim Ung-Yong : Manusia Ber-IQ Tertinggi di Dunia. Lahir pada tahun 1962, Anak dari Korea ini dinobatkan sebagai manusia jenius di seluruh dunia. Bayangkan Pada unur 4 tahun, dia sudah bisa membaca huruf Jepang, Korea,Jerman,Inggris. Pada umur 5 tahun ia mampu memacahkan masalah pada soal kalkulus. ia mencatatkan dirinya pada Guinness Book of World Records dengan “Highest IQ” 210.
2. Gregory Smith : Mendapatkan Penghargaan Nobel Pada Usia 12. Lahir pada tahun 1990, Gregory Smith mencatatkan namanya pada nobel perdamaian berkat usahanya dalam mendirikan International Youth Advocates. Perkumpulan Orang muda seluruh dunia. Ia pernah bertemu langsung dengan Presiden Bush, dan juga Michael Gorbacev.
3. Akrit Jaswal : Dokter Bedah usia 7 tahun. Julukan “anak terpandai di dunia” telah melekat pada Akrit Jaswal, seoarang anak dari India. Ia mengejutkan Publik, ketika pada umur 7 tahun melakukan pembedahan pada seorang gadis lokal di tempatnya. gadis itu menderita luka bakar di tangannya, hingga tangannya tidak dapat dibuka, dan jaswalpun melakukan pembedahan hingga jemari gadis itu bisa terbuka seperti sedia kala. Saat ini, ia tercatat sebagai dokter paling muda di dunia, ia diterima di Universitas pada usia 11 tahun.
4. Cleopatra Stratan : Bocah Penyanyi Berusia 3 Tahun dengan Gaji 1000€ per lagu. Lahir Pada 6 Oktober 2002 di Chisinau. ia adalah pencatat sejarah di Industri musik sebagai seorang penyanyi. Dengan albumnya tahun 2006 La vĂ¢rsta de trei ani (”pada usia 3″). Dia mencatat record seorang artis cilik yang tampil diatas panggung dengan ribuan penggemarnya. Dia juga menerima penghargaan MTV Award dalam Artis termuda yang mencetak #1 Hit
5. Aelita Andre : Pelukis di usia 2 tahun. Anak kelahiran Australia ini, baru berumur dua tahun sudah menunjukkan kualitasnya sebagai jenius, ia memiliki sebuah gedung pertunjukkan untuk karya-karya abstraknya. Pada mulanya Mark Jamieson, direktur dari Brunswick Street Gallery di Melbourne’s Fitzroy. Tertarik melihat sebuah poto lukisan dari Aelita Andre. dan dia menginginkannya bergabung dalam grupnya karena bakat lukisannya itu. Ketika undangan telah dibuat, ia baru saja menyadari bahwa Aelita adalah anak yang masih berumur 22 bulan. Namun ia tetap melanjutkan pertunjukannya itu.
6. Saul Aaron Kripke : Mengajar Havard saat Masih Duduk di Bangku SMA. Lahir di New York dan tumbuh dewasa di Omaha di 1940. Jenius satu ini, saat kelas empat ia menguasai aljabar, saat akhir SD ia sudah bisa geometri, kalkulus dan filsafat. Saat SMU ia memperoleh surat dari Harvard agar melamar sebagai dosen, namun ibunya menyuruhnya untuk menamatkan sekolahnya dahulu. Kripke dihadiahi Schock Prize, Nobel Filosofi. Sekarang, ia dinobatkan sebagai ahli filsafat terbesar dalam sejarah Michael Kevin Keaulus kuliah pada umur 10 tahun.
7. Kaerny, lahir tahun 1984, ia menyelesaikan kuliah pada umur 10 tahun. Tercatat sebagai sarjana termuda. ia mengajar universitas pada usia 17 tahun. Namanya semakin mencuat kala dia memenangkan sebuah kuis online. Pada 2006, dia mencapai final di tanda burnett/aol perebutan Gold Rush, permainan menguji/teka-teki, dan menjadi pemenang pertama 1 juta di permainan kenyataan online.
8. Fabiano Luigi Caruana : Grandmaster pada usia 14. Seorang anak berwarga negara America dan Italia ini sungguh jenius. Pada tahun 2007 ia memperoleh Grandmasternya, 11 bulan, 20 hari. sejarah telah mencatat namanya dalam Grandmaster termuda. Dan baru-baru ini pada bulan April 2009, ia memperoleh Elo rating 2649, dalam usianya yang dibawah 18 tahun, membuatnya sebagai pemeroleh ranking terbanyak, dan menakjubkan, hal itu dilakukannya sebelum usianya genap 18 tahun.
9. Willie Mosconi : Pemain Bilyard Professional pada usia 6. Mendapat julukan “Tuan Pocket Billiards”. Dia berasal dari Philadelphia, Pennsylvania. Ayahnya seorang pemilik tempat Billyard, namun ayahnya tidak mengizinkannya main, ia sering berimprovisasi dengan gagang sapu milik ibunya. Ayahnya melihat bakat anaknya, ia sering mengalahkan orang-orang yang lebig tua darinya. Antara tahun 1941 dan 1957, dia memenagkan BCA World Championship selama 15 kali tanpa pernah kalah sekalipun. Ia memebuat berbagai macam trik, membuat banyak rekor, dan membuat billyard menjadi olahraga yang terkenal.
10. Elaina Smith : Penyiar Usia 7 tahun. Dalam usianya yang 7 tahun Elaina telah menjadi penyiar radio dengan pendengar yang melebihi umurnya. Elaina banyak memberikan solusi tentang percintaan kepada para pendengarnya. Bagaimana caranya memutuskan pacar, Bagaimana caranya untuk membina hubungan yang harmonis. benar-benar gila!
artikel ini saya kutip dari : www.maubaca.com/serba-serbi
Senin, 23 November 2009
Minggu, 08 November 2009
Geomorfologi
Geomorfologi
Secara khusus geomorfologi adalah studi mengenai bentang alam (bentuk, geometri, sebaran/morphoarangement, struktur/morphostructure, dan proses yang terjadi terhadapnya.
Secara luas, berhubungan dengan landform (bentuk lahan) tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh perilaku organisme di tempat mereka hidup. “Surface” (permukaan) jangan diartikan secara sempit; harus termasuk juga bagian kulit bumi yang paling jauh. Kenampakan subsurface terutama di daerah batugamping sangat penting dimana sistem gua terbentuk dan merupakan bagian yang integral dari geomorfologi.
Proses Geomorfologi adalah semua perubahan fisik maupun khemis yang terjadi di permukaan bumi oleh tenaga-tenaga geomorfologi
Pengaruh dari erosi oleh: air, angin, dan es, berkolaborasi dengan latitude, ketinggian dan posisi relatif terhadap air laiut. Dapat dikatakan bahwa tiap daerah dengan iklim tertentu juga memiliki karakteristik pemandangan sendiri sebagai hasil dari erosi yang bekerja yang berbeda terhadap struktur geologi yang ada.
Torehan air terhadap lapisan batu gamping yang keras dapat berupa aliran sungai yang permanen dan periodik, dapat juga merupakan alur drainase yang melewati bagian-bagian yang lemah. Sehingga membentuk cekungan-cekungan pada bagian yag tererosi dan meninggalkan bagian yang lebih tinggi yang susah tererosi. Ukuran dari cekungan dan tinggian ini bisa beberapa centimeter sampai beberapa kilometer.
Morfologi makro
Dibawah ini adalah beberapa bentuk morfologi permukaan karst dalam ukuran meter sampai kilometer:
* Swallow hole : Lokasi dimana aliran permukaan seluruhnya atau sebagian mulai menjadi aliran bawah permukaan yang terdapat pada batugamping. Swallow hole yang terdapat pada polje sering disebut ponor. (Marjorie M. Sweeting, 1972). Pengertian ini dipergunakan untuk menandai tempat dimana aliran air menghilang menuju bawah tanah.
* Sink hole : disebut juga doline, yaitu bentukan negatif yang dengan bentuk depresi atau mangkuk dengan diameter kecil sampai 1000 m lebih. (William B. White, 1988)
* Vertical shaft : pada bentuk ideal, merupakan silinder dengan dinding vertikal merombak perlapisan melawan inclinasi perlapisan. (William B. White, 1988)
* Collapse : runtuhan
* Cockpit : bentuk lembah yang ada di dalam cone karst daerah tropik yang lembab. Kontur cockpit tidak melingkar seperti pada doline tetapi seperti bentuk bintang dengan sisi-sisi yang identik, yang menunjukkan bahwa formasi cone merupakan faktor penentunya. (Alfred Bogli, 1978)
* Polje : depresi aksentip daerah karst, tertutup semua sisi, sebagian terdiri dari lantai yang rata, dengan batas-batas terjal di beberapa bagian dan dengan sudut yang nyata antara dasar/ lantai dengan tepi yang landai atau terjal itu.(Fink, Union Internationale de Speleologie)
* Uvala : cekungan karst yang luas, dasarnya lebar tidak rata (Cjivic, 1901) : lembah yang memanjang kadang-kadang berkelak-kelok, tetapi pada umumnya dengan dasar yang menyerupai cawan. (Lehman, 1970)
* Dry valley: terlihat seperti halnya lembah yang lainnya namun tidak ada aliran kecuali kadang-kadang setelah adanya es yang hebat diikuti oleh pencairan es yang cepat. (G.T. Warwick, 1976).
* Pulau Jawa memiliki kawasan karst yang cukup spesifik yaitu karst Gunung Sewu, dimana bentukan bukit-bukit seperti cawan terbalik (cone hill) dan kerucut (conical hill) begitu sempurna dengan lembah-lembahnya. Bukit merupakan residu erosi dan lembahnya adalah merupakan daerah diaman terjadi erosi aktif dari dulu sampai sekarang. Bagian-bagian depresi atau cekungan merupakan titik terendah dan menghilangnya air permukaan ke bawah permukaan. Erosi memperlebar struktur (lihat geologi gua dan teori terbentuknya gua), kekar, sesar, dan bidang lapisan, dan membentuk gua-gua, baik vertikal maupun horisontal.
* Gua-gua juga dapat terbentuk karena adanya mata air karst. Mata air (spring) karst ini ada beberapa jenis:
* Bedding spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran bidang lapisan,
* Fracture spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran bidang rekahan,
* Contact spring, mata air yang terbentuk karena adanya kontak antara batu gamping dan batu lain yang impermiabel.
* Disamping itu secara khusus ada jenis mata air yang berada di bawah permukaan air laut disebut dengan vrulja.
Morfologi mikro
Ada kawasan karst dengan sudut dip yang kecil dan permukaannya licin. Area ini dipisah-pisahkan dalam bentuk blok-blok oleh joint terbuka, disebut dengan grike-Bhs. Inggris, atau Kluftkarren-Bhs. Jerman. Bentukan-bentukan minor ini dalam bahasa Jerman memiliki akhiran karren (lapies-Bhs Perancis). Sering permukaan blok itu terpotong menjadi sebuah pola dendritic dari runnel dengan deretan dasar (round) dipisahkan oleh deretan punggungan (ridge) yang mengeringkannya kedalam grike terlebih dahulu. Juga terkadang mereka memiliki profil panjang yang hampir mulus. Bentukan ini disebut Rundkarren. Tipe lain adalah Rillenkarren yang memiliki saluran yang tajam, ujung punggungan dibatasi oleh deretan saluran berbentuk V. Biasanya nampak pada permukaan yag lebih curam daripada rundkarren, dengan saluran sub-paralel dan beberapa cabang. Microrillenkarren merupakan bentuk gabungan tetapi hanya memiliki panjang beberapa centimeter dan lebarnya 10-20 mm. Pseudo karren, memiliki bentuk sama dengan rundkarren dan rinnenkarren. Tetapi hanya terjadi pada granit di daerah tropik yang lembab.
GUA
Torehan air dan es adalah faktor utama yang memperlebar zonal lemah dilapisan batu gamping, sehingga terbentuk gua-gua. Ada banyak teori yang menjelaskan asal muasal terjadinya gua (teori klasik), namun sekarang sudah ada teori yang menjelaskan dan diterima secara umum. Perbedaan teori tersebut dikeluarkan oleh orang yang berasal dari kawasan karst yang berbeda, sesuai dengan karakteristik daerah tersebut. Lihat teori terbaru mengenai proses terlahirnya gua. Lihat juga speleogenesis.
Penerapan ilmu geomorfologi antara lain :
* Pemetaan geologi umum
* Eksplorasi mineral dan bahan galian
* Eksplorasi air (air permukaan, air tanah)
Eksplorasi pendahuluan pembangunan struktur/infrastruktur: jalanm jembatan, terowongan; pelabuhan, lapangan terbang; bendungan, waduk, saluran; pengembangan kota dan kawasan
Sumber : www.google.com
Secara khusus geomorfologi adalah studi mengenai bentang alam (bentuk, geometri, sebaran/morphoarangement, struktur/morphostructure, dan proses yang terjadi terhadapnya.
Secara luas, berhubungan dengan landform (bentuk lahan) tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh perilaku organisme di tempat mereka hidup. “Surface” (permukaan) jangan diartikan secara sempit; harus termasuk juga bagian kulit bumi yang paling jauh. Kenampakan subsurface terutama di daerah batugamping sangat penting dimana sistem gua terbentuk dan merupakan bagian yang integral dari geomorfologi.
Proses Geomorfologi adalah semua perubahan fisik maupun khemis yang terjadi di permukaan bumi oleh tenaga-tenaga geomorfologi
Pengaruh dari erosi oleh: air, angin, dan es, berkolaborasi dengan latitude, ketinggian dan posisi relatif terhadap air laiut. Dapat dikatakan bahwa tiap daerah dengan iklim tertentu juga memiliki karakteristik pemandangan sendiri sebagai hasil dari erosi yang bekerja yang berbeda terhadap struktur geologi yang ada.
Torehan air terhadap lapisan batu gamping yang keras dapat berupa aliran sungai yang permanen dan periodik, dapat juga merupakan alur drainase yang melewati bagian-bagian yang lemah. Sehingga membentuk cekungan-cekungan pada bagian yag tererosi dan meninggalkan bagian yang lebih tinggi yang susah tererosi. Ukuran dari cekungan dan tinggian ini bisa beberapa centimeter sampai beberapa kilometer.
Morfologi makro
Dibawah ini adalah beberapa bentuk morfologi permukaan karst dalam ukuran meter sampai kilometer:
* Swallow hole : Lokasi dimana aliran permukaan seluruhnya atau sebagian mulai menjadi aliran bawah permukaan yang terdapat pada batugamping. Swallow hole yang terdapat pada polje sering disebut ponor. (Marjorie M. Sweeting, 1972). Pengertian ini dipergunakan untuk menandai tempat dimana aliran air menghilang menuju bawah tanah.
* Sink hole : disebut juga doline, yaitu bentukan negatif yang dengan bentuk depresi atau mangkuk dengan diameter kecil sampai 1000 m lebih. (William B. White, 1988)
* Vertical shaft : pada bentuk ideal, merupakan silinder dengan dinding vertikal merombak perlapisan melawan inclinasi perlapisan. (William B. White, 1988)
* Collapse : runtuhan
* Cockpit : bentuk lembah yang ada di dalam cone karst daerah tropik yang lembab. Kontur cockpit tidak melingkar seperti pada doline tetapi seperti bentuk bintang dengan sisi-sisi yang identik, yang menunjukkan bahwa formasi cone merupakan faktor penentunya. (Alfred Bogli, 1978)
* Polje : depresi aksentip daerah karst, tertutup semua sisi, sebagian terdiri dari lantai yang rata, dengan batas-batas terjal di beberapa bagian dan dengan sudut yang nyata antara dasar/ lantai dengan tepi yang landai atau terjal itu.(Fink, Union Internationale de Speleologie)
* Uvala : cekungan karst yang luas, dasarnya lebar tidak rata (Cjivic, 1901) : lembah yang memanjang kadang-kadang berkelak-kelok, tetapi pada umumnya dengan dasar yang menyerupai cawan. (Lehman, 1970)
* Dry valley: terlihat seperti halnya lembah yang lainnya namun tidak ada aliran kecuali kadang-kadang setelah adanya es yang hebat diikuti oleh pencairan es yang cepat. (G.T. Warwick, 1976).
* Pulau Jawa memiliki kawasan karst yang cukup spesifik yaitu karst Gunung Sewu, dimana bentukan bukit-bukit seperti cawan terbalik (cone hill) dan kerucut (conical hill) begitu sempurna dengan lembah-lembahnya. Bukit merupakan residu erosi dan lembahnya adalah merupakan daerah diaman terjadi erosi aktif dari dulu sampai sekarang. Bagian-bagian depresi atau cekungan merupakan titik terendah dan menghilangnya air permukaan ke bawah permukaan. Erosi memperlebar struktur (lihat geologi gua dan teori terbentuknya gua), kekar, sesar, dan bidang lapisan, dan membentuk gua-gua, baik vertikal maupun horisontal.
* Gua-gua juga dapat terbentuk karena adanya mata air karst. Mata air (spring) karst ini ada beberapa jenis:
* Bedding spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran bidang lapisan,
* Fracture spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran bidang rekahan,
* Contact spring, mata air yang terbentuk karena adanya kontak antara batu gamping dan batu lain yang impermiabel.
* Disamping itu secara khusus ada jenis mata air yang berada di bawah permukaan air laut disebut dengan vrulja.
Morfologi mikro
Ada kawasan karst dengan sudut dip yang kecil dan permukaannya licin. Area ini dipisah-pisahkan dalam bentuk blok-blok oleh joint terbuka, disebut dengan grike-Bhs. Inggris, atau Kluftkarren-Bhs. Jerman. Bentukan-bentukan minor ini dalam bahasa Jerman memiliki akhiran karren (lapies-Bhs Perancis). Sering permukaan blok itu terpotong menjadi sebuah pola dendritic dari runnel dengan deretan dasar (round) dipisahkan oleh deretan punggungan (ridge) yang mengeringkannya kedalam grike terlebih dahulu. Juga terkadang mereka memiliki profil panjang yang hampir mulus. Bentukan ini disebut Rundkarren. Tipe lain adalah Rillenkarren yang memiliki saluran yang tajam, ujung punggungan dibatasi oleh deretan saluran berbentuk V. Biasanya nampak pada permukaan yag lebih curam daripada rundkarren, dengan saluran sub-paralel dan beberapa cabang. Microrillenkarren merupakan bentuk gabungan tetapi hanya memiliki panjang beberapa centimeter dan lebarnya 10-20 mm. Pseudo karren, memiliki bentuk sama dengan rundkarren dan rinnenkarren. Tetapi hanya terjadi pada granit di daerah tropik yang lembab.
GUA
Torehan air dan es adalah faktor utama yang memperlebar zonal lemah dilapisan batu gamping, sehingga terbentuk gua-gua. Ada banyak teori yang menjelaskan asal muasal terjadinya gua (teori klasik), namun sekarang sudah ada teori yang menjelaskan dan diterima secara umum. Perbedaan teori tersebut dikeluarkan oleh orang yang berasal dari kawasan karst yang berbeda, sesuai dengan karakteristik daerah tersebut. Lihat teori terbaru mengenai proses terlahirnya gua. Lihat juga speleogenesis.
Penerapan ilmu geomorfologi antara lain :
* Pemetaan geologi umum
* Eksplorasi mineral dan bahan galian
* Eksplorasi air (air permukaan, air tanah)
Eksplorasi pendahuluan pembangunan struktur/infrastruktur: jalanm jembatan, terowongan; pelabuhan, lapangan terbang; bendungan, waduk, saluran; pengembangan kota dan kawasan
Sumber : www.google.com
Jumat, 06 November 2009
EFEK RUMAH KACA
Efek rumah kaca atau dalam bahasa asingnya dikenal dengan istilah green house effect adalah suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus atmosfer dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang tersebut dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun tidak seluruh gelombang yang dipantulkan itu dile-paskan ke angkasa luar. Sebagian gelombang panjang dipantulkan kembali oleh lapisan gas rumah kaca di atmosfer ke permukaan bumi. Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk menyerap radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga bumi menjadi semakin panas.
Penyebab Efek Rumah Kaca
Perubahan panjang gelombang ini terjadi karena radiasi sinar matahari yang datang ke bumi adalah gelombang pendek yang akan memanaskan bumi. Secara alami, agar tercapai keadaan setimbang dimana keadaan setimbang di permukaan bumi adalah sekitar 300 K, panas yang masuk tadi didinginkan. Untuk itu sinar matahari yang masuk tadi harus diradiasikan kembali. Dalam proses ini yang diradiasikan adalah gelombang panjang infra merah.
Proses ini dapat berlangsung berulang kali, sementara gelombang yang masuk juga terus menerus bertambah. Hal ini mengakibatkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer, sehingga suhu permukaan bumi meningkat. Hasil penelitian menyebutkan bahwa energi yang masuk ke permukaan bumi: 25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfir, 25 % diserap awan, 46 % diabsorpsi permukaan bumi, dan sisanya yang 4 % dipantulkan kembali oleh permukaan bumi (beberapa penelitian memberikan hasil yang berbeda).
Efek rumah kaca itu sendiri terjadi karena naiknya konsentrasi gas CO2 (karbondioksida) dan gas-gas lainnya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metan (CH4), kloroflourokarbon (CFC) di atmosfir. Kenaikan konsentrasi CO2 itu sendiri disebabkan oleh kenaikan
berbagai jenis pemba-karan di permukaan bumi seperti pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan-bahan organik lainnya yang melam-paui kemampuan permukaan bumi antuk mengabsorpsinya. Bahan-bahan di permukaan bumi yang berperan aktif untuk mengabsorpsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuh-tumbuhan, hutan, dan laut. Jadi bisa dimengerti bila hutan semakin gundul, maka panas di permukaan bumi akan naik.
Energi yang diabsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Hanya saja sebagian sinar infra merah tersebut tertahan oleh awan, gas CO2, dan gas lainnya sehingga kembali ke permukaan bumi. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan gas-gas lain di atmosfer maka semakin banyak pula gelombang panas yang dipantulkan bumi diserap atmosfer. Dengan perkataan lain semakin banyak jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfer, maka semakin banyak pula panas matahari yang terperangkap di permukaan bumi. Akibatnya suhu permukaan bumi akan naik.
Dampak Efek Rumah Kaca
Dengan meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan perobahan iklim yang tidak biasa. Selain itu hutan dan ekosistem pun akan terganggu. Bahkan dapat mengakibatkan hancurnya gu-nung-gunung es di kutub yang pada akhirnya akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut sekaligus menaikkan suhu air laut.
Fenomena efek rumah kaca atau green house effect ini pertama kali ditemukan oleh fisikawan Perancis Joseph Fourier pada 1824 dan di-buktikan secara kuantitatif oleh Svante Arrhenius pada 1896. Penyebutan nama efek rumah kaca sebenarnya didasar-kan atas peristiwa alam yang mi-rip dengan yang terjadi di rumah kaca yang biasa digunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan untuk menghangatkan tanaman di dalamnya. Panas yang masuk ke dalam rumah kaca akan sebagian terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Dalam bahasa yang sederhana, proses terjadinya efek rumah kaca adalah demikian: panas matahari merambat dan masuk ke permukaan bumi. Kemudian panas matahari tersebut akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa melalui atmosfer. Sebagian panas matahari yang dipantulkan tersebut akan diserap oleh gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan bumi, tidak bisa melalui atmosfer. Sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.
Sudah disebutkan diatas bahwa efek rumah kaca terjadi karena emisi gas rumah kaca. Meningkatnya gas rumah kaca tersebut dikontribusi oleh hal-hal berikut:
Energi
Pemanfaatan berbagai macam bahan bakar fosil atau BBM (bahan bakar minyak) memberi kontribusi besar terhadap naiknya konsentrasi gas rumah kaca, terutama CO2. Kita lihat mayoritas kendaraan bermotor masih menggunakan BBM. Pabrik-pabrik pun juga. Selain BBM, yang paling banyak menghasilkan gas rumah kaca adalah batu bara yang melebihi BBM. Sebagai gambaran, untuk menghasilkan energi sebesar 1 KWh, pembangkit listrik yang meng-hasilkan batu bara mengemisi gas rumah kaca sekitar 940 gr CO2, sementara pembangkit listrik yang menggunakan minyak bumi untuk menghasilkan energi yang sama menghasilkan emisi gas rumah kaca sekitar 581 sampai dengan 798 gr CO2. Sedangkan pengemisi terbesar adalah industri dan transportasi.
Kehutanan
Salah satu fungsi hutan adalah sebagai penyerap emisi gas rumah kaca. Karena hutan dapat mengubah CO2 menjadi O2. Sehingga perusakan hutan akan memberi kontribusi terhadap naiknya emisi gas rumah kaca. Beberapa Aktivitas kehutanan penghasil emisi GRK, antara lain perubahan tata guna lahan (deforestasi), pembakaran biomassa, dekomposisi dan pembakaran padang rumput. Deforestasi adalah proses perubahan tata guna lahan dari statusnya sebagai hutan kestatus lain seperti lahan pertanian atau perkebunan. Deforestasi bukanlah hal yang buruk,namun ketrika laju deforestasi besar akan sangat berpengaruh pada iklim global.Deforestasi akan mengurangi kapasitas penyerapan emisi CO2 dan ketika dilakukan pembakaran sisa-sisa hutan akan memperbesar emisi GRK. Pemerintah melakukan lima alternatif program pengurangan emisi GRK, yaitu reboisasi, penanaman kawasanpenyangga, penghijauan kembali, Hutan Tanaman Industri, dan hutan swasta.
Pertanian dan Peternakan
Di sektor ini emisi gas rumah kaca dihasilkan dari pemanfaatan pupuk, pembusukan sisa-sisa pertanian dan pembusukan kotoran-kotoran ternak, dan pembakaran sabana. Di sektor pertanian, gas metan (CH4) yang paling banyak dihasilkan.
Aktivitas pertanian berkontribusi terhadap emisi gas metana (CH4). Gas metana ini dihasilkan oleh sawah tanaman padi dan fermentasi pencernaan dan kotoran ternak. Disamping gas metan, pertanian juga menghasilkan emisi GRK lainnya.
Tanah pertanian banyak menghasilkan N2O, pembakaran padang sabana dan residu pertanian menghasilkan emisi seperti CO, N2O dan Nox.
Subsektor yang menghasilkan emisi kedua terbesar adalah peternakan. Fermentasi dari pencernaan ternak menghasilkan gas metan. Emisi gas metan akibat fermentasi pencernaan dapat dikurangi dengan perbaikan kualitas makanan.
Sampah
Sampah adalah salah satu kontributor besar bagi ter-bentuknya gas metan (CH4), karena aktivitas manusia sehari-hari.
Sejauh ini kita masih melihat efek rumah kaca sebagai hal yang merugikan manusia, namun tidak demikian sebenarnya. Tanpa efek rumah kaca, bumi kita ini akan sangat dingin seberti bukit es. Efek rumah kacalah yang membuat bumi ini hangat dan laik huni. Hanya saja sebisa mungkin harus ditekan naiknya gas rumah kaca yang akan meningkatkan efek rumah kaca agar suhu bumi tidak semakin panas. Efek rumah kaca sudah banyak diman-faatkan di Eropa oleh para petani, terutama di musim dingin agar tanamannya tetap hangat. IPB pun melalui Pusat Pengembangan Ilmu Teknik untuk Pertanian Tropika (CREATA) sudah ikut memanfaatkan teknologi efek rumah kaca dengan membuat alat pengering berben-tuk limas segi enam yang diberi nama ELC-05.
Selain menyebabkan efek rumah kaca, beberapa gas polutan yang telah kita sebutkan di atas juga berpotensi menyebabkan penipisan lapisan ozon, yang akan menye-babkan semakin banyak sinar ultra violet masuk ke permukaan bumi yang diduga dapat menyebabkan kanker kulit, penyakit katarak, menurunnya kekebalan tubuh, bahkan menurunkan hasil panen. Salah satu yang sangat berperan dalam penipisan lapisan ozon adal kloroflo-rokarbon (CFC) yang masih banyak kita jumpai dipasang di AC, walaupun sudah dilarang pemerintah.
Sumber : www.google.com
www.ilmu.komputer.com
Penyebab Efek Rumah Kaca
Perubahan panjang gelombang ini terjadi karena radiasi sinar matahari yang datang ke bumi adalah gelombang pendek yang akan memanaskan bumi. Secara alami, agar tercapai keadaan setimbang dimana keadaan setimbang di permukaan bumi adalah sekitar 300 K, panas yang masuk tadi didinginkan. Untuk itu sinar matahari yang masuk tadi harus diradiasikan kembali. Dalam proses ini yang diradiasikan adalah gelombang panjang infra merah.
Proses ini dapat berlangsung berulang kali, sementara gelombang yang masuk juga terus menerus bertambah. Hal ini mengakibatkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer, sehingga suhu permukaan bumi meningkat. Hasil penelitian menyebutkan bahwa energi yang masuk ke permukaan bumi: 25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfir, 25 % diserap awan, 46 % diabsorpsi permukaan bumi, dan sisanya yang 4 % dipantulkan kembali oleh permukaan bumi (beberapa penelitian memberikan hasil yang berbeda).
Efek rumah kaca itu sendiri terjadi karena naiknya konsentrasi gas CO2 (karbondioksida) dan gas-gas lainnya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metan (CH4), kloroflourokarbon (CFC) di atmosfir. Kenaikan konsentrasi CO2 itu sendiri disebabkan oleh kenaikan
berbagai jenis pemba-karan di permukaan bumi seperti pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan-bahan organik lainnya yang melam-paui kemampuan permukaan bumi antuk mengabsorpsinya. Bahan-bahan di permukaan bumi yang berperan aktif untuk mengabsorpsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuh-tumbuhan, hutan, dan laut. Jadi bisa dimengerti bila hutan semakin gundul, maka panas di permukaan bumi akan naik.
Energi yang diabsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Hanya saja sebagian sinar infra merah tersebut tertahan oleh awan, gas CO2, dan gas lainnya sehingga kembali ke permukaan bumi. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan gas-gas lain di atmosfer maka semakin banyak pula gelombang panas yang dipantulkan bumi diserap atmosfer. Dengan perkataan lain semakin banyak jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfer, maka semakin banyak pula panas matahari yang terperangkap di permukaan bumi. Akibatnya suhu permukaan bumi akan naik.
Dampak Efek Rumah Kaca
Dengan meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan perobahan iklim yang tidak biasa. Selain itu hutan dan ekosistem pun akan terganggu. Bahkan dapat mengakibatkan hancurnya gu-nung-gunung es di kutub yang pada akhirnya akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut sekaligus menaikkan suhu air laut.
Fenomena efek rumah kaca atau green house effect ini pertama kali ditemukan oleh fisikawan Perancis Joseph Fourier pada 1824 dan di-buktikan secara kuantitatif oleh Svante Arrhenius pada 1896. Penyebutan nama efek rumah kaca sebenarnya didasar-kan atas peristiwa alam yang mi-rip dengan yang terjadi di rumah kaca yang biasa digunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan untuk menghangatkan tanaman di dalamnya. Panas yang masuk ke dalam rumah kaca akan sebagian terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Dalam bahasa yang sederhana, proses terjadinya efek rumah kaca adalah demikian: panas matahari merambat dan masuk ke permukaan bumi. Kemudian panas matahari tersebut akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa melalui atmosfer. Sebagian panas matahari yang dipantulkan tersebut akan diserap oleh gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan bumi, tidak bisa melalui atmosfer. Sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.
Sudah disebutkan diatas bahwa efek rumah kaca terjadi karena emisi gas rumah kaca. Meningkatnya gas rumah kaca tersebut dikontribusi oleh hal-hal berikut:
Energi
Pemanfaatan berbagai macam bahan bakar fosil atau BBM (bahan bakar minyak) memberi kontribusi besar terhadap naiknya konsentrasi gas rumah kaca, terutama CO2. Kita lihat mayoritas kendaraan bermotor masih menggunakan BBM. Pabrik-pabrik pun juga. Selain BBM, yang paling banyak menghasilkan gas rumah kaca adalah batu bara yang melebihi BBM. Sebagai gambaran, untuk menghasilkan energi sebesar 1 KWh, pembangkit listrik yang meng-hasilkan batu bara mengemisi gas rumah kaca sekitar 940 gr CO2, sementara pembangkit listrik yang menggunakan minyak bumi untuk menghasilkan energi yang sama menghasilkan emisi gas rumah kaca sekitar 581 sampai dengan 798 gr CO2. Sedangkan pengemisi terbesar adalah industri dan transportasi.
Kehutanan
Salah satu fungsi hutan adalah sebagai penyerap emisi gas rumah kaca. Karena hutan dapat mengubah CO2 menjadi O2. Sehingga perusakan hutan akan memberi kontribusi terhadap naiknya emisi gas rumah kaca. Beberapa Aktivitas kehutanan penghasil emisi GRK, antara lain perubahan tata guna lahan (deforestasi), pembakaran biomassa, dekomposisi dan pembakaran padang rumput. Deforestasi adalah proses perubahan tata guna lahan dari statusnya sebagai hutan kestatus lain seperti lahan pertanian atau perkebunan. Deforestasi bukanlah hal yang buruk,namun ketrika laju deforestasi besar akan sangat berpengaruh pada iklim global.Deforestasi akan mengurangi kapasitas penyerapan emisi CO2 dan ketika dilakukan pembakaran sisa-sisa hutan akan memperbesar emisi GRK. Pemerintah melakukan lima alternatif program pengurangan emisi GRK, yaitu reboisasi, penanaman kawasanpenyangga, penghijauan kembali, Hutan Tanaman Industri, dan hutan swasta.
Pertanian dan Peternakan
Di sektor ini emisi gas rumah kaca dihasilkan dari pemanfaatan pupuk, pembusukan sisa-sisa pertanian dan pembusukan kotoran-kotoran ternak, dan pembakaran sabana. Di sektor pertanian, gas metan (CH4) yang paling banyak dihasilkan.
Aktivitas pertanian berkontribusi terhadap emisi gas metana (CH4). Gas metana ini dihasilkan oleh sawah tanaman padi dan fermentasi pencernaan dan kotoran ternak. Disamping gas metan, pertanian juga menghasilkan emisi GRK lainnya.
Tanah pertanian banyak menghasilkan N2O, pembakaran padang sabana dan residu pertanian menghasilkan emisi seperti CO, N2O dan Nox.
Subsektor yang menghasilkan emisi kedua terbesar adalah peternakan. Fermentasi dari pencernaan ternak menghasilkan gas metan. Emisi gas metan akibat fermentasi pencernaan dapat dikurangi dengan perbaikan kualitas makanan.
Sampah
Sampah adalah salah satu kontributor besar bagi ter-bentuknya gas metan (CH4), karena aktivitas manusia sehari-hari.
Sejauh ini kita masih melihat efek rumah kaca sebagai hal yang merugikan manusia, namun tidak demikian sebenarnya. Tanpa efek rumah kaca, bumi kita ini akan sangat dingin seberti bukit es. Efek rumah kacalah yang membuat bumi ini hangat dan laik huni. Hanya saja sebisa mungkin harus ditekan naiknya gas rumah kaca yang akan meningkatkan efek rumah kaca agar suhu bumi tidak semakin panas. Efek rumah kaca sudah banyak diman-faatkan di Eropa oleh para petani, terutama di musim dingin agar tanamannya tetap hangat. IPB pun melalui Pusat Pengembangan Ilmu Teknik untuk Pertanian Tropika (CREATA) sudah ikut memanfaatkan teknologi efek rumah kaca dengan membuat alat pengering berben-tuk limas segi enam yang diberi nama ELC-05.
Selain menyebabkan efek rumah kaca, beberapa gas polutan yang telah kita sebutkan di atas juga berpotensi menyebabkan penipisan lapisan ozon, yang akan menye-babkan semakin banyak sinar ultra violet masuk ke permukaan bumi yang diduga dapat menyebabkan kanker kulit, penyakit katarak, menurunnya kekebalan tubuh, bahkan menurunkan hasil panen. Salah satu yang sangat berperan dalam penipisan lapisan ozon adal kloroflo-rokarbon (CFC) yang masih banyak kita jumpai dipasang di AC, walaupun sudah dilarang pemerintah.
Sumber : www.google.com
www.ilmu.komputer.com
Langganan:
Postingan (Atom)